Minggu, 27 Mei 2012

Aku, Anak Matahari Karya Gola Gong

Aku menulis ini dengan cinta
Seseorang datang kepadaku memberi inspirasi
Diolahnya batang pohon menjadi perahu
Disuruhnya aku mengarungi samudra
Dimana peperangan berkecamuk
Disuruhnya aku memilih
: pecundang atau pemenang
Kini medan perang ada di mana-mana
Seseorang yang memberiku inspirasi telah pergi
Warisannya bukan senjata dan topi perang
Tapi kekerasan hati dan pikiran

Inilah puisi pembuka dari buku bersampul keren, Aku Anak Matahari. 
Memang secara pribadi seorang Gola Gong ketika menulis selalu berupaya untuk memberi inspirasi kepada para pembacanya. Inilah yang dinamakan menulis dengan hati dan cinta.
Berbilang beberapa kali bertemu dan berkomunikasi dengan Gola Gong, semakin pula melekatkan  hati, bahwa Gola Gong adalah seorang manusia pembelajar yang ramah dan rendah hati, belajar kepada orang-orang tanpa mengenal strata, belajar dengan alam dan belajar dengan banyak buku-buku cerita semasa kanak-kanaknya.
Gola Gong besar ditempa oleh kepekaan dalam membaca kesemuanya.
Buku Aku, Anak Matahari adalah buku yang berisi tentang pengalamannya semasa kanak-kanak, sampai remaja, dimana ia bersanding dengan keluarganya secara harmoni dalam membangun dirinya. Adanya kekurangan dalam fisiknya, yakni tangan kirinya diamputasi akibat jatuh ketika memanjat pohon tetapi terlambat dalam penanganan pengobatannya. Tapi dari kekurangan fisiknya, ayah dan ibunya begitu berperan bahwa bagaimanapun keadaannya, semangat untuk tidak menjadi pecundang harus tetap dikobarkan. Tak boleh menyerah akan keadaannya.
Berangkat dari sinilah maka Gola Gong kecil akrab dengan prestasi-prestasi seperti bulu tangkis, dan menulis. Bahkan saat sekarang telah memiliki pondok kecil untuk pemberdayaan masyarakat bernama Rumah Dunia di daerah Serang Banten.
Buku ini sangat perlu dan bahkan wajib untuk dibaca oleh anak muda yang saat ini mayoritas semangat juangnya telah tergerus oleh hal-hal yang instant dan membuat cengeng agar kembali untuk melangkah melanjutkan hidup dengan langkah-langkah yang kokoh. Juga bagi para penyandang cacat, bahwa bagaimanapun kekurangan sebaiknya tak menghalangi untuk maju.
Penting pula bagi para orang tua, baik yang dikaruniai anak yang kekurangan fisik ataupun yang sempurna, tetapi pada hakekatnya bahwa kemandirian untuk tidak tergantung pada orang lain adalah point terpenting dalam belajar dari buku ini,
Selamat membaca. Buku ini telah tersedia di Rumah Buku Langit Timur untuk ditelan sebagai penguat kita untuk mensikapi jaman.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar