Rabu, 06 Juni 2012

Hannibal Karya Thomas Harris

Buku ini berisi petualangan Dr. Hannibal Lecter pasca berhasil meloloskan diri dari perawatan selama 7 tahun di Rumah Sakit Jiwa. (baca sebelumnya novel The Silence of the Lambs) Misi dari Dr. Hannibal adalah dalam upayanya untuk mencari seorang agen FBI, Clarice Starling yang sempat bertemu dan mewawancarai ketika masih di Rumah Sakit. Dalam ketenangannya sambil menikmati kebebasannya pula ia harus dipertemukan oleh Mason Verger, korban keenam dari Dokter Hannibal Lecter yang pada kenyataannya masih hidup.
Anda sendiri, jika ingin mengundang dan berkenalan lebih jauh dengan Dr. Hannibal Lecter ini hingga memasuki pikiran anda dan anda juga bisa mengunjungi alam pikirnnya, maka baca buku ini. Untuk kemudian anda bisa mengoreksi dan mengevaluasi adakah kesamaan antara Hannibal dengan diri anda. Cobalah untuk setapak demi setapak menelusuri mimpi dan ambisi anda dan Hannibal, juga wilayah-wilayah yang masih terkunci rapat, hingga anda akan menikmati sensasi dari yang belum biasa anda pikirkan..
Selamat membaca buku terbitan Gramedia dengan ketebalan halaman 426 ini di Rumah Buku Langit Timur...
Oh ya cerita ini pernah difilmkan pada tahun 2001 dan diperankan apik oleh Anthony Hopkins hingga beberapa kali meraih penghargaan menyusul kesuksesan film Silence of the Lambs-nya.

Minggu, 03 Juni 2012

Temanku, Teroris? Karya Noor Huda Ismail

Buku ini berkisah tentang persahabatan yang tak akan lapuk oleh jaman, meski jarak, waktu dan posisi sudah berbeda.
Dikisahkan tentang seorang jurnalis, Noor Huda Ismail yang sewaktu sedang meliput pelaku aksi terorisme, bertemu dengan Fadlullah Hasan, teman akrabnya sewaktu di pondok Pesantren Al Mukmin Ngruki Sukoharjo Jawa Tengah.
Dari pertemuan tersebut, terasa ada ikatan kerinduan sekaligus kecanggungan, mengingat setelah dua puluh tahun perjalanan yang tak menemukan keduanya, mereka berdua bertemu di salah satu tahanan. Noor Huda Ismail, jurnalis yang sedang meliput dan Fadlullah sebagai tertuduh pelaku terorisme..
Gejolak, kecamuk, empati, simpati beraduk menjadi satu dalam diri hingga keduanya tak banyak menyisir pengalaman masing-masing dalam keceriaan, layaknya seorang sahabat lama, akan tetapi hal ini lantas menyisakan perenungan tentang hakikat jihad, terorisme, Islam dan  semangat mendudukan Allah dalam profil masing-masing.
Sangat layak untuk dibaca untuk dijadikan perenungan, serta kerinduan terhadap novel-novel dunia pesantren, setelah meledaknya novel Ketika Cinta Bertasbih dan juga Lima Menara. Sangat inspiratif, ketika seorang jurnalis menuliskan pengalaman dan pandangannya sendiri dalam bentuk novel seperti ini. Selamat membaca, dan Rumah Buku Langit Timur telah memilikinya bagi yang ingin menikmatinya.
 

Kamis, 31 Mei 2012

Spirit Al Qur'an Karya Amr Khalid

Spirit Al Qur'an, Kunci-kunci Menuju Kebahagiaan Sejati

Allah telah jelas menurunkan ayat-ayat Al Qur'an sebagai petunjuk bagi hamba-Nya untuk memasuki jalan-jalan kebenaran. Kedudukan ini sangat jelas bagi mereka yang mendambakan kehidupan yang seimbang dunia dan akhirat dalam keselamatan. 
Kesadaran ini sebetulnya telah terjumbuhkan sejak kita masih kecil, akan tetapi fenomena menjadi lain ketika di tengah budaya yang hingar bingar menghimpit rasa ini dijadikan acuan dari pada upaya pencarian kita dalam mencari kesejatian.
Orang sekarang cenderung untuk malas merenungi kebajikan yang terkandung di dalam Al Qur'an, hanya karena Al Qur'an dianggap sebagai bacaan yang kurang memenuhi selera jaman. Itulah yang membuat hati kita lantas tersesat, mencari fatamorgana, dan hanya berujung pada kebahagiaan yang sementara.
Sementara sebagian orang yang dulu pernah merasa tersesat (juga yang takut akan tersesat) mencoba kembali menghadirkan kandungan Al Qur'an untuk menemani spirit dalam melanjutkan kehidupan ini.
Buku Spirit Al-Qur'an ini berisikan tentang berapa intisari kandungan ayat yang termaktub dalam beberapa surat seperti Al Fatihah, Al Baqarah, Ali 'Imran, An Nisa', Al Maidah, Al An'am, Al A'raf, Al Anfal, At Taubah, Yunus, Hud, Yusuf, Al Ra'd, Ibrahim, Al Hijr, An Nahl, Al Isra', Al Kahfi, Maryam, Thaha, Al Anbiya', Al Hajj, Al Mu'minun, An Nur, Al Furqan, As-syura, An Naml, Al Qashash, Al Ankabut, Arrum, Luqman, As Sajdah, Al Ahzab, Saba', Fathir, Yaasin, As Shaffat, dan Shad.
Amr Khalid menuliskannya dengan cukup ringkas, dan kita membacanya tidak harus mulai dari halaman pertama, tetapi bisa kita pilih sesuai dengan yang kita inginkan. Apalagi bahasa yang dituliskannya sangat mudah untuk dipahami. 
Buku yang disumbang oleh Eravianto Relcki Nursamsi untuk pembaca Rumah Buku Langit Timur ini sangat tepat untuk mengetuk pintu hati guna menghadirkan Al Qur'an di ruang kita. Semoga hal ini bisa membawa manfaat yang besar bagi lompatan spiritual kita hingga kita dapat menjemput kasih-Nya dalam kedamaian yang kekal.
Terima kasih Rumah Buku Langit Timur sampaikan juga kepada Eravianto Relcki Nursamsi dan Diatri Satya Pratiwi, semoga Allah selalu menghantarkan tiap huruf yang kita kaji dijelmakan menjadi rahmat yang tiada terkira. Amin.

Rabu, 30 Mei 2012

Totto-Chan Karya Tetsuko Kuroyanagi

Ibu guru menganggap Totto-chan adalah anak yang nakal dan susah diatur, padahal sebetulnya gadis kecil itu hanya punya rasa ingin tahu yang tinggi. Itulah sebabnya ketika pelajaran berlangsung Totto-chan selalu berdiri dan memandang keluar dari jendela kelasnya. Karena para guru sudah tidak tahan lagi, akhirnya Totto-chan dikeluarkan dari sekolahnya.
Mamanya pun kemudian mendaftarkan Totto-chan ke Tomoe Gakuen. Melihat fisik sekolah tersebut Totto-chan langsung tertarik. Bagaimana tidak??
Di sekolah itu para murid belajardi gerbong kereta yang dijadikan kelas. Belajar dengan melakukan perjalanan, hingga Totto-chan merasa senang karena bisa melihat pemandangan perjalanan yang dilaluinya dari jendela kelas/gerbongnya. Mengasyikkan sekali..
Bukan hanya itu di Tomoe Gakuen, para murid juga boleh mengikuti pelajaran dengan urutan yang mereka inginkan. Ada yang memulai hari dengan belajar matematika, ada yang memilih dulu pelajaran fisika, ada yang ingin belajar bahasa dulu, bahkan ada yang memilih terlebih dulu dengan pelajaran menggambar. Pokoknya sesuka mereka. Karena sekolah ini unik maka Totto-chan sangat kerasan tinggal dan belajar di sekolah itu.
Selain itu di sekolah tersebut Totto-chan mendapatkan pelajaran yang berharga berupa persahabatan, rasa hormat dan menghargai orang lain, serta kebebasan menjadi dirinya sendiri.
Buku terbitan Gramedia ini berbentuk novel dengan bahasa yang sangat mudah untuk diikuti. 
Dari buku ini kita dapat belajar bahwa pola pendidikan dewasa ini bukanlah kecenderungan untuk menciptakan robot bagi anak didik, tapi bagaimana upaya kita semua untuk lebih memperlakukan mereka dengan selalu mendengar apa yang mereka inginkan, harapkan dan cita-citakan.
Itu yang sekarang sudah mulai langka di lingkungan lembaga pendidikan kita, apalagi banyak tenaga pendidik sekarang yang lebih mendahulukan untuk mengejar angka kredit dari pada pembebasan anak didik untuk mengekspresikan dirinya.
Buku ini juga perlu dibaca oleh para orangtua, agar tidak terjadi persinggungan yang melentik percikan emosi, padahal kita belum mendengarkan apa yang diinginkan anak-anak kita.
Buku ini tersedia di Rumah Buku Langit Timur dan akan sangat senang sekali bila bisa dibaca oleh banyak peminat buku hingga tertranfer bentuk komunikasi ideal antara kita dengan anak-anak kita.
Selamat membaca..

Selasa, 29 Mei 2012

Kiai Hamam Dja'far dan Pondok Pabelan Penyunting Ajip Rosidi

Buku ini berkisah sepak terjang Kiai Hamam Dja'far (akrab dipanggil Mbah Hamam) di era tahun 1960-an sampai tahun 1990-an. Dimana ketika itu beliau berperan sebagai pemimpin Pondok Pesantren Pabelan Magelang, dan pada kenyataannya Pondok Pabelan sangat dikenal luas oleh masyarakat se Indonesia bahkan sampai luar negeri.
Buku ini adalah himpunan dari kesaksian beberapa (mantan) santri Pondok yang mayoritas sekarang mempunyai kedudukan penting di tengah perkembangan kemajuan pemikiran Islam di Indonesia dan juga beberapa kerabat, saudara dan sahabat beliau. Seperti Pak Komarudin Hidayat, Emha Ainun Nadjib, Ahmad Syafi'i Ma'arif, George Junus Aditjondro, dll. 
Dikemas dalam bahasa yang sangat santun dan apik, sehingga tidak menggerus kewibawaan Mbah Hamam sebagai tokoh yang sangat kharismatis pada saat itu. 
Bagaimana banyak dikenang Mbah Hamam yang membangun pondok Pabelan sebagai pondok yang multikultural, artinya Pondok Pabelan yang sering menyediakan ruang dialog yang bebas resiko bagi masalah perbedaan agama, aliran, juga etnis serta dalam mengekspresikan budaya. Pondok Pabelan juga dikenang sebagai tempat sentral bagi ruang diskusi yang membahas pula tentang pendidikan, kemasyarakatan untuk kemaslahatan.
Banyak dikisahkan juga cerita-cerita yang menarik, lucu dan mengejutkan dari pengalaman para penulis ketika nyantri di Pondok Pabelan. Suatu kenangan tersendiri yang bisa memberikan gambaran tentang Pondok Pabelan pada masa lalunya.
Buku ini diterbitkan untuk menyambut ulang tahun Mbah Hamam ke 70 (kalau masih hidup) dan menyambut ke 43 tahun berdirinya Pondok Pabelan yang didirikannya. (buku ini terbit tahun 2008). Diterbitkan dan disunting oleh sastrawan kawakan Bapak Ajip Rosidi, yang kebetulan juga tinggal di sekitar Pondok Pabelan Magelang. Diterbitkannya buku ini tiada maksud lain adalah agar jejak jasa dari Kiai Haji Hamam Dja'far yang fenomenal tidak lekang oleh waktu yang demikian banyak menyodorkan tokoh-tokoh yang terkadang kurang dapat diteladani.
Semoga Allah membalas jasa beliau sebagai upaya mendirikan tentang kebajikan hidup.
Buku Kiai Hamam Dja'far sudah tersedia di Rumah Buku Langit Timur, atas sumbangan dari Bp. KH. Ahmad Najib Amin (putra pertama Mbah Hamam). Semoga buku ini dapat menghantarkan pembaca bisa mendapatkan sosok yang jelas tentang sepakterjang Mbah Hamam dan dapat memberikan inspirasi untuk berbuat baik terhadap kehidupan pembaca sendiri.
Selamat membaca..

Minggu, 27 Mei 2012

Aku, Anak Matahari Karya Gola Gong

Aku menulis ini dengan cinta
Seseorang datang kepadaku memberi inspirasi
Diolahnya batang pohon menjadi perahu
Disuruhnya aku mengarungi samudra
Dimana peperangan berkecamuk
Disuruhnya aku memilih
: pecundang atau pemenang
Kini medan perang ada di mana-mana
Seseorang yang memberiku inspirasi telah pergi
Warisannya bukan senjata dan topi perang
Tapi kekerasan hati dan pikiran

Inilah puisi pembuka dari buku bersampul keren, Aku Anak Matahari. 
Memang secara pribadi seorang Gola Gong ketika menulis selalu berupaya untuk memberi inspirasi kepada para pembacanya. Inilah yang dinamakan menulis dengan hati dan cinta.
Berbilang beberapa kali bertemu dan berkomunikasi dengan Gola Gong, semakin pula melekatkan  hati, bahwa Gola Gong adalah seorang manusia pembelajar yang ramah dan rendah hati, belajar kepada orang-orang tanpa mengenal strata, belajar dengan alam dan belajar dengan banyak buku-buku cerita semasa kanak-kanaknya.
Gola Gong besar ditempa oleh kepekaan dalam membaca kesemuanya.
Buku Aku, Anak Matahari adalah buku yang berisi tentang pengalamannya semasa kanak-kanak, sampai remaja, dimana ia bersanding dengan keluarganya secara harmoni dalam membangun dirinya. Adanya kekurangan dalam fisiknya, yakni tangan kirinya diamputasi akibat jatuh ketika memanjat pohon tetapi terlambat dalam penanganan pengobatannya. Tapi dari kekurangan fisiknya, ayah dan ibunya begitu berperan bahwa bagaimanapun keadaannya, semangat untuk tidak menjadi pecundang harus tetap dikobarkan. Tak boleh menyerah akan keadaannya.
Berangkat dari sinilah maka Gola Gong kecil akrab dengan prestasi-prestasi seperti bulu tangkis, dan menulis. Bahkan saat sekarang telah memiliki pondok kecil untuk pemberdayaan masyarakat bernama Rumah Dunia di daerah Serang Banten.
Buku ini sangat perlu dan bahkan wajib untuk dibaca oleh anak muda yang saat ini mayoritas semangat juangnya telah tergerus oleh hal-hal yang instant dan membuat cengeng agar kembali untuk melangkah melanjutkan hidup dengan langkah-langkah yang kokoh. Juga bagi para penyandang cacat, bahwa bagaimanapun kekurangan sebaiknya tak menghalangi untuk maju.
Penting pula bagi para orang tua, baik yang dikaruniai anak yang kekurangan fisik ataupun yang sempurna, tetapi pada hakekatnya bahwa kemandirian untuk tidak tergantung pada orang lain adalah point terpenting dalam belajar dari buku ini,
Selamat membaca. Buku ini telah tersedia di Rumah Buku Langit Timur untuk ditelan sebagai penguat kita untuk mensikapi jaman.

Jumat, 25 Mei 2012

Catatan Bunda Neno Warisman Matahari Odi Bersinar karena Maghfi karya Neno Warisman

Buku Catatan Bunda Neno Warisman adalah sebuah tulisan refleksi kasih sayang yang tulus dan amat mendalam dari seorang Neno Warisman tentang keajaiban-keajaiban jiwa yang ia alami ketika mengasuh ketiga putranya, yakni Maghira Izzani Maulania, Raudyatuzzahra dan Ghiffari. Dari sini dapat ditemui tentang banyak kiat sederhana tetapi sekaligus bisa menjadi perenungan dari diri Bunda Neno tentang kebandelan cerminan dari kepolosan anak yang bisa membuahkan hakikat  agar kita dalam mengasuh hingga mengantarkan anak-anaknya menjadi manusia yang sholeh, cerdas, aktif sekaligus tetap membahagiakan.
Disini kita juga dapat mengambil kesimpulan bahwa keberhasilan pendidikan anak itu tergantung dari bagaimana cara kita mengemas komunikasi yang dilakukan dengan suasana yang nyaman bagi anak-anak. Komunikasi juga bisa dikemas dengan contoh perilaku kita sebagai orangtua agar bila ditiru anak bisa membanggakan, juga keteladanan.
Neno Warisman benar-benar membiarkan karakter anak-anaknya yang berlainan hingga dapat mengetahui benar bagaimana anak-anak bisa tumbuh dan berkembang dengan baik, mengenalkan untuk mencintai Allah beserta Rasul-Nya dan berusaha menanamkan rasa percaya diri agar ketika mereka melangkah keluar tidak menjadi anak yang gagap segalanya.
Beruntungnya kita mempunyai seorang Neno Warisman yang telah mewariskan bagaimana cara kita mengasihi dan menyayangi anak dengan cara yang benar.. 
Buku ini sangat layak untuk dibaca bagi ibu-ibu yang ingin menumpahkan kasih sayangnya kepada putra-putrinya dengan cara yang benar.
Rumah Buku Langit Timur telah memiliki buku ini dan siap untuk dipinjamkan kepada para pembaca.
Selamat membaca. Semoga bermanfaat dalam mengukir kesholehan anak-anak kita semua. Amin.